Selasa, 09 November 2010

Wawancara dengan Habib Salim Seggaf Al Jufrie, Menteri Sosial RI

Wawancara dengan Habib Salim Seggaf Al Jufrie, Menteri Sosial RI:
Tantangan Utama Al Khairaat adalah SDM dan Kurikulum

Menurut Bapak Menteri, apa tantangan Al Khairaat ke depan, baik sebagai sebuah institusi pendidikan maupun organisasi?

Habib Salim: untuk menghadapi tantangan zaman yang kompleksitas persoalan, Al Khairaat harus mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebagaimana yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang ingin menjadi terdepan. Berbicara pendidikan secara umum, ada dua hal yang menjadi ujung tombaknya Pertama, sumber daya manusia. Lembaga pendidikan harus disokong oleh tenaga pengajar, kepala sekolah dan manajer-manajer yang berkualitas. Yang bisa menginternalisasi konsep-konsep pendidikan yang terbaru dan berkualitas.
Kedua, kurikulum. Lembaga pendidikan sangat tergantung pada konsep kurikulum yang diterapkannya. Kurikulum yang diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan harus merespon perkembangan zaman. Kurikulum yang ketinggalan zaman, tidak akan mampu mencetak anak didik yang berkualitas dan yang mampu menjawab tantangan zaman. Tanpa dua hal tersebut, SDM dan kurikulum, sebuah lembaga pendidikan tidak akan mencapai target.
Sampai saat ini, Al Khairaat menghadapi kendala dalam dua hal tersebut. Ada beberapa kader yang dicetak oleh lmebaga ini, namun mereka tidak kembali untuk mengabdi dan menerapkan kemampuannya di Al Khairaat. Sedangkan dalam hal kurikulum, Al Khairaat sebenarnya memiliki ciri khas dalam kekuatan kurikulum agamanya. Dalam hal ini, Al Khairaat sangat berkualitas. Namun dalam kurikulum pendidikan umum, Al Khairaat harus terus memperbarui diri dan menyesuaikan dengan konsep pendidikan yang terbaru. Tapi, tentunya dengan tetap tidak menghilangkan ciri khas dan nilai dasar yang selama ini dipegang teguh Al Khairaat.

Bagaimana dengan sistem manajamen dan pengelolaan Al Khairaat sendiri. Ada yang menilainya masih trandisional dan konvensional, belum modern dan profesional?
Habib Salim: Menurut saya, tidak. Hanya saja kelemahannya masih pada sumber daya manusianya yang terbatas. Sebaiknya, Al Khairaat melakukan rekruitmen para profesional dari luar. Saat ini banyak sekali tenaga profesional yang berkualitas yang bisa direkrut untuk mengelaola sebuah lembaga pendidikan. Al Khairaat bisa melakukan strategi ini. Ini untuk membuat Al Khairaat tampil menjadi yang terdepan dan berkualitas.

Bagaimana pandangan Bapak Menteri tentang sistem regenarasi di Al Khairaat?
Habib Salim: Jika merujuk pada Guru Tua, beliau melakukan regenrasi secara langsung. Beliau turun langsung ke daerah-daerah untuk melakukan kaderisasi secara langsung dan mencetak akder-kader berkualitas. Metode ini sebenarnya sangat bagus dan efektif. Saat ini, Al Khairaat perlu untuk meneruskan metode kaderisasi langsung seperti ini, namun tentunya dengan strategi dan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi zaman saat ini. Tapi, spiritnya sama.

Bagaimana sosok Habib Idrus sebagai pendiri Al Khairaat?
Habib Salim: Beliau merupakan sosok yang langka. Tidak mudah kita bisa menemukan kembali sosok seperti beliau. Dalam diri beliau, berpadu dua karakter: pendidik sekaligus donatur. Beliau memegang teguh prinsip kemandirian. Beliau juga menomorsatukan keikhlasan dalam mengabdi kepada umat. Ini kelebihan yang menjadi ciri khas beliau.

Apakah Guru Tua layak disebut sebagai tokoh pendidikan nasional, lebih khsusu dalam pendidikan Islam?
Habib Salim: Iya. Beliau berhasil menerapkan sistem pendidikan yang baik, tanpa kekerasan. Beliau juga memadukan etos pendidikan dengan etos sosial. Anak-anak yang kurang mampu secara ekonomi, beliau sekolahkan dengan gratis di Al Khairaat. Selain itu, beliau dikenal sebagai sosok yang sabar dalam mendidik. Beliau tidak pernah marah, meskipun anak didik nakal. Beliau mengedepankan pendekatan yang bijaksana dalam mendidik.
Oleh: Muhammad Sadig Alhabsyie, S.Th.I(Ketua Koord.Litbang PP-HPA)

Al Khairaat News Edisi Khusus Khusus Khaul[September 2010]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar