Selasa, 09 November 2010

Pandangan Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si Tentang Alkhairaat ke Depan

Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si
Gagasan tentang Revitalisasi Al Khairaat

Menurut Dr. Nadjamuddin Ramly, M.Si, tantangan utama Al Khairaat ke depan adalah soal profesionalitas manajemen pengelolaan. Sebagai sebuah organisasi yang cukup tua dan memiliki akar emosional yang kuat, baik di Sulawesi Tengah maupun propinsi Sulawesi pada umumnya, Al Khairaat hendaknya mampu bertransformasi menjadi sebuah keorganisasian yang berbasis pada sebuah sistem yang profesional dan modern.
Pola serta sistem pengelolaan yang konvensional atau trandisional tidak lagi diterapkan pada konteks sekarang. Kecuali, sebagai sebuah organisasi Al Khairaat tidak ingin berada di garda terdepan. Selama Al Khairaat ingin merebut kembali vitalitas dan kestrategisan perannya, sebagaimana yang dulu pernah ditorehkan, maka kunci utamanya terletak pada refromasi manajemen pengelolaan.
Bagi Nadjamuddin Ramly, ini adalah persyaratan mutlak. Saat ini Al Khairaat belum bisa kembali merevitalisasi peran dan kiprahnya, karena memang belum terjadi sebuah revitalisasi konsep dan pola pengelolaan didalamnya. Sulit mengharapkan peran “keluar” yang maksimal, jika profesionalitas “didalam” masih sangat minimal.
“Sudah saat bagi Al Khairaat untuk bermetamorfosis menjadi organisasi yang mampu merespon tantangan zaman yang semakin kompleks. Untuk mencapai tahapan tersebut, Al Khairaat harus melakukan revitalisasi konsep dan pola pengelolaan organisasinya. Pola rekruitmen sumber daya manusia harus benar-benar profesional. Sistem pengelolaan manajemen juga harus akuntabel dan transparan,” tegas Ramly.
Tanpa itu semua, kata Ramly, sulit mengaharapkan Al Khairaat mampu kompetitif dengan oraganisasi-organsiasi yang lain. Apalagi, saat ini dunia pendidikan semakin progresif. Selain melengkapi diri dengan prasarana yang memadai, lembaga pendidikan juga mulai memformulasikan konsep pendidikan yang terbaru, yang tidak konvensional. Lembaga pendidikan yang berada dibawah pengelolaan Al Khairaat, juga dituntut untuk bisa menjawab tantangan dunia pendidikan yang demikian.
Bagi Ramly, sebagai sebuah organisasi Al Khairaat memiliki akar progresifitas. Organisasi ini lahir dalam konteks Indonesia yang masih terbelakang dalam bidang pendidikan dan keorganisasian. Sosok Habib Idrus bin Salim al Jufri, sang pendiri, kemudian melahirkan gagasan tentang organisasi Al Khairaat. Ini membuktikan bahwa Beliau adalah sosok yang visioner, yang mampu menjawab tantangan zaman dengan sebuah pendekatan yang mutakhir.
Ini membuktikan bahwa Al Khairaat lahir sebagai bentuk respon terhadap tantangan modernitas. Maka, cukup ironis jika Al Khairaat kemudian gagap dalam merespon perkembangan zaman. Seharusnya, progresifitas dan dinamisitas menjadi elan vital organisasi ini. Al Khairaat seharusnya menjadi salah satu yang terdepan dalam menawarkan solusi terhadap problema dan tantangan kemajuan. Baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya, keagamaan, dan bahkan juga ekonomi.
“Ini adalah momentum yang tepat bagi Al Khairaat untuk mengembalikan nilai dan peran strategisnya. Saat yang tepat untuk kembali merengkuh semangat progresifitas yang dulu ditanamkan oleh Tuan Guru. Di tengah semakin besarnya tuntutan terhadap kiprah organisasi Islam, Al Khairaat memiliki momentum yang tepat untuk kembali menunjukkan kiprahnya. Sehingga bisa meraih masa keemasan seperti diukir oleh Tuan Guru,” kata Ramly.
Bagi Ramly, realisasi agenda revitalisasi diatas kembali pada komitmen dan kebulatan semua pihak yang aktif dalam Al Khairaat. Tanpa komitmen yang kuat, sulit berharap agenda revitalisasi Al Khairaat bisa terlaksana. Kunci utamanya adalah kesadaran bahwa untuk bisa menjawab tantangan zaman dan bisa tetap menunjukkan eksistensinya, Al Khairaat harus melakukan perubahan yang radikal dalam system pengelolaannya. Kesadaran akan hal ini, kemudian dilanjutkan dengan komitmen untuk mengimplementasikan agenda revitalisasi diatas.
Jika revitalisasi Al Khairaat berhasil dilakukan, bisa dipastikan bahwa organisasi ini akan kembali bersinar dan mengembangkan kepak sayap perannya. Dan yang akan paling beruntung menikmati revitalisasi Al Khairaat adalah masyarakat Sulawesi sendiri. Inilah cita-cita luhur Tuan Guru.

Oleh: Ahmad Sofyan (Ketua UKM Sanggar Seni Guru Tua (SSGT) Universitas Alkhairaat) dan Musyawir Muhammad(Kandidat Starata Satu (S1) DI Universitas Alkhairaat (UNISA Pusat Palu)

Al Khairaat News Edisi Khusus Khusus Khaul[September 2010]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar