Selasa, 09 November 2010

Pandangan Rendy Lamadjido, anggota DPR-RI Tentang Alkhairaat

Rendy Lamadjido, anggota DPR-RI
Dinamika Dan Tantangan Al Khairaat Di Masa Depan

Sebagai sebuah institusi pendidi¬kan, di mata Rendy, Al Khairaat memiliki peran dan jasa yang sangat besar. Terutama terhadap masyarakat Sulawesi Tengah. Al Khairaat besar jasanya dalam mendidikan dan menciptakan kader muslim. Lembaga pendidikan Al Khairaat telah mencetak banyak kader berkualitas. Mereka tidak saja dapat berkiprah pada level daerah, namun juga nasional. Kader-kader Al Khairaat bertebaran di berbagai bidang kehidupan.
Bagi Rendy, Al Khairaat memiliki tancapan sejarah yang kuat di Sulawesi Tengah. Lembaga ini memiliki ikatan emosional yang kuat dengan masyarakat Sulawesi Tengah. Singkat kata, Al Khairaat merupakan bagian tak terpi-sahkan dari elemen kedaerahan Sulawesi Tengah. Demikian kuatnya ikatan emo¬sional tersebut, menurut Rendy, semua masyarakat Sulawesi Tengah memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap Al Khairaat. Lembaga ini telah menjadi bagian dari keseharian dimana mereka tumbuh dan berkembang sebagai sebuah masyarakat.
Bagi Rendy, kuatnya ikatan emo¬sional Al Khairaat dan masyarakat Sulawesi Tengah merupakan potensi tersendiri bagi lembaga tersebut. Tidak banyak lembaga yang mampu mencip¬takan hubungan yang demikian kuat dengan partisipannya, sebagaimana Al Khairaat. Melihat kuatnya hubungan emosional ini, menurut Rendy, maka ada dua hal yang hendaknya dilakukan:
Pertama, memaksimalkan hubungan emosional ini untuk mengembangkan Al Khairaat sebagai sebuah institusi. Hubungan emosional yang terbangun kuat antara Al Khairaat dan masyarakat Sulawesi Tengah pada umumnya, harus bisa ditransformasikan menjadi ben¬tuk kepedulian dan respon yang tinggi terhadap masa depan dan kemajuan Al Khairaat. Hubungan ini harus memberi¬kan efek yang positif-konstruktif. Selain itu, efek positif-konstruktif juga dilaku¬kan oleh para kader institusi pendidikan Al Khairaat. Bagaimanapun, para kader tersebut memiliki hutang budi yang besar kepada Al Khairaat sebagai sebuah insti¬tusi pendidikan. Salah satu cara mereka untuk “membayar” hutang budi tersebut adalah dengan menunjukkan kepedulian serta komitmen yang besar untuk mema¬jukan dan mengembangkan Al Khairaat.
Kedua, sebagai sebuah potensi, menurut Rendy, eratnya hubungan emo¬sional antara Al Khairaat dan masyarakat Sulawesi Tengah harus terus dijaga. Ini adalah sebuah kelebihan yang tidak boleh punah. Kemampuan Al Khairaat untuk membangun hubungan emosional yang kuat dengan masyarakat Sulawesi Tengah adalah sebuah kelebihan dan keunikan tersebut. Tapi bagaimanapun, fenomena ini memiliki potensi untuk hilang atau surut. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin di masa mendatang hubungan emosional tersebut tidak lagi kuat, disebabkan oleh berbagai faktor. Karena itu, menurut Rendy, kelebihan dan keunikan ini harus dijaga dan dirawat dengan baik.
Al Khairaat di Lintasan Sejarah
Pada awalnya, tepatnya pada tahun 1953, namanya Madrasah Muallimin. Madrasah itu mendidik siswanya untuk menempuh studinya selama 3 (tiga) tahun dan mewajibkan tamatannya untuk menguasai bahasa Arab. Madrasah ini didirikan oleh Al Habib Idrus Bin Salim Al Jufrie yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat Sulawesi Tengah dengan sebutan Guru Tua.
Dalam perkembangannya, Madrasah Muallimin ini kemudian berganti nama menjadi Madrasah Aliyah Al Khairaat Pusat Palu. Madrasah Aliyah Al Khairaat Pusat Palu ini resmi berdiri pada 1 Agus¬19
tus 1958. Madrasah Aliyah Al Khairaat Pusat Palu mengalami perkembangan yang pesat seiring perjalanan waktu dan kedewasaannya.
Sebagai lembaga pendidikan, visi umum dari berdirinya Al Khairaat adalah spirit mengentaskan masyarakat Sulawesi Tengah dari keterbelakangan dalam bidang pendidikan. Baik pendidikan agama maupun umum. Al Khairaat ingin menjadi sebuah lembaga yang terdepan dalam memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan di Sulawesi Tengah dan ber¬bagai daerah lainnya.
Adapun misi Al Khiraat sebagai sebuah lembaga pendidikan, diantaranya adalah:
Pertama, menyelenggarakan pen¬didikan yang berkualitas dalam pencapa¬ian prestasi akademik dan non-akademik. Al Khairaat diorientasikan untuk menjadi standart pendidkan berkualitas, bukan hanya dalam hal akademik tapi juga non-akademik.
Kedua, mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam menjalankan ajaran agama secara utuh. Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang didalamnya mengalir spirit keislaman, Al Khairaat ingin mencetak kader-kader muslim yang beriman dan bertaqwa.
Ketiga, mewujudkan pembentukan insan yang ber- akhlak al karima atau mulia. Sebagai implementasi dari spirit keislaman, Al Khairaat ingin menana¬mkan pendidikan akhlak kepada anak didiknya, sehingga mereka bisa tampil menjadi karakter-karakter dengan akhlak yang mulia.
Keempat, meningkatkan pengeta¬huan dan profesionalisme tenaga pen¬didik dan tenaga kependidikan serta pe¬serta didik sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. Al Khairaat memiliki misi untuk menjadi lembaga pendidikan yang bertopang pada profesionalisme. Sehingga bisa menjadi lembaga yang pal¬ing kompetitif.
Kini, yang awalnya bernama Ma¬drasah Aliyah Al Khairaat Pusat Palu saat ini menjadi Madrasah Aliyah terlengkap di Propinsi Sulawesi Tengah. Sebagian besar alumninya juga telah menorehkan berbagai prestasi di dalam dan luar neg¬eri. Al Khairaat telah menjelma menjadi sebuah lembaga yang memiliki kontribusi dan peran besar. Baik pada level daerah, regional maupun nasional.
Menurut Rendy, ke depan Al Khairaat harus semakin memantapkan perannya. Lembaga ini memiliki sejarah peran yang besar. Karena itu, seharusnya hal itu tetap bisa dipertahankan hingga kini. Sebagai sebuah lembaga, potensi Al Khairaat sangat besar. Terutama jika dilihat dari para alumninya yang sukses menjadi tokoh-tokoh nasional. Keber¬hasilan Al Khairaat mencetak generasi gemilang membuktikan bahwa lembaga ini memiliki kelebihan dan potensi besar.
Seharusnya ini menjadi modal penting bagi Al Khairaat untuk menjadi lembaga yang dinamis. Dengan semua kelebihan dan potensi yang dimiliki, Al Khairaat bisa menjadi sebuah lembaga yang memiliki pean terdepan pada level nasional. Karenanya, menurut amatan Rendy, tantangan utama Al Khairaat ke depan adalah terkait dengan sumber daya manusia. Potensi yang dimiliki oleh lembaga ini sudah besar. Persoalannya saat ini adalah bagaimana mengoptimal¬kan potensi tersebut agar menjadi nilai strategis bagi Al Khairaat.
Para kader yang telah mencapai sukses, menurut Rendy, merupakan salah satu yang paling strategis untuk member¬ikan sumbangsih pada Al Khairaat. Posisi, otoritas serta kiprah kader di berbagai bidang tersebut seharusnya juga bisa diar¬ahkan pada Al Khairaat.
Selain para kader, menurut Rendy, potensi yang tak kalah potensialnya yang dimiliki Al Khairaat adalah kader-kader mudanya. Para pemuda Al Khairaat memiliki potensi dan peran yang penting ke depan. Mereka adalah generasi yang akan membawa Al Khairaat pada sebuah zaman yang nanatinya akan berbeda dengan saat ini. Tantangan yang dih¬adapi akan semakin kompleks. Karena, bagi Rendy, sejak saat ini mereka harus dibekali dengan kapasitas dan kapabiltas yang memadai. Pemuda merupakan salah satu sentral kekuatan masa depan Al Khairaat.

Oleh:Mubarak Latopada (Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Alkhairaat) dan Fadil Lasawedi (Aktivis Mahasiswa Universitas Alkhairaat)

Al Khairaat News Edisi Khusus Khusus Khaul[September 2010]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar