Selasa, 09 November 2010

JEJAK HIDUP dan TAULADAN HABIB IDRUS BIN SALIM AL JUFRI

JEJAK HIDUP dan TAULADAN
HABIB IDRUS BIN SALIM AL JUFRI

Oleh: Muhsin Alhadar S.Th.I.
Kandidat Magister di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Hadramaut adalah kota para ulama besar. Di kota itu telah lahir banyak ulama besar dengan ilmu yang tinggi. Salah satu yang lahir di negeri itu ialah seorang ulama besar yang nantinya mendirikan lembaga Al Khairaat, di Sulawesi Tengah. Beliau bernama Habib Idrus bin Salim al-Jufri.
Habib Idrus bin Salim al-Jufri lahir pada hari senin 15 Sya’ban 1309 H (1880 M), di kota Taris, 3 km dari Saihun, wilayah Hadaramaut. Ayah beliau bernama Salim bin Alwi, seorang mukti di Hadramaut. Sedangkan ibunya bernama Nur, yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Aru Matoa.
Habib Idrus lahir dalam keluarga agamis, Beliau juga mendapat pelajaran agama di lingkungan keluarga, selain dari pendidikan formal. Beliau banyak mendapatkan ilmu keagamaan dari ayahandanya yang pada saat itu merupakan ulama besar.
Semasa mudanya, Habib Idrus senantiasa menghabiskan waktunya untuk belajar. Bahkan tengah malam pun beliau senantiasa belajar. Tak ada waktu kosong yang terbuang di sisi beliau.Selain belajar secara otodidak, beliau juga mempunyai guru-guru yang sering memberikan ilmunya. Di antara guru-guru beliau yaitu Sayyid Muksin bin Alwi al-Saqqaf, Abdurahman bin Umar al-Saqqaf, Muhammad bin Ibrahim Balfaqih, Abdullah bin Husein Shaleh al-Bhardan, Idrus bin Umar al-Habsyi dan masih banyak lagi.
Dengan guru yang menunjang serta di dorong oleh keinginan pribadi, dalam usia yang relatif muda Habib Idrus sudah bisa menghafal al-Qur’an. Beliau juga dikenal sangat cerdas. Beliau sempat menduduki bangku kuliah yaitu di Perguruan Tinggi Arabithatul Alawiyah, di Taris. Bahkan beliau diangkat menjadi sekretaris Mufti. Selang beberapa tahun, beliaupun diangkat menjadi mufti menggantikan ayahnya. Ini membuktikan kedalaman ilmu Habib Idrus.
Pengembaraan Habib Idrus
Sebagai seorang cendikiawan muda, Habib Idrus memutuskan segala perkara dengan baik dan bijaksana. Teman-teman seperguruannya di bangku pendidikan meyakini hal itu, seperti Muhammad bin saqqaf bin Alwi al-Djufri, Ali bin Maharim, dan Abdul Karim bin Salim bin Hamid.
Habib Idrus pada masa mudanya telah memikirkan masalah masalah politik. Bahkan Habib Idrus telah memikirkan penjajahan yang menimpa negaranya. Beliau lebih mengedepankan jalur diplomasi, ketimbang konflik. Habib Idrus tidak menyukai peperangan. Karenanya, kelak beliau focus pada jalur pendidikan sebagai alternatif melawan penjajahan.
Awal kedatangan di Indonesia, Habib Idrus berperan sebagai mubalig. Ini merupakan tuntutan sosial dimana masyarakat kala itu sangat membutuhkan sosok ulama. Akan tetapi, Habib Idrus mempunyai cita-cita besar untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan. Atas dasar itu, kota Palu menjadi pilihannya. Alasannya dipilihnya Palu belum sepenuhnya diketahui. Namun sebagian pengamat mengatakan bahwa itu atas dasar mimpi yang dialami Habib Idrus. Namun pendapat yang lain mengatakan bahwa kota Palu memiliki tempat yang istimewa di hati Habib Idrus, sejak masih bersama ayahnya dahulu.
Sebelum ke kota Palu, beliau sempat menjadi pengajar di sebuah madrasah di pula Jawa. Namun tidak lama kemudian, pindah ke Solo. Setelah itu beliau pergi ke Jombang dan di sana bertemu dengan K.H Hasyim Asyari, pengasuh pondok Tebuireng di Kabupaten Jombang. K.H Hasyim Asyari ini merupakan tokoh utama Nahdhatul Ulama. Pada saat itu beliau diberikan kepercayaan menjadi Kepala Sekolah selama dua tahun.
Pada tahun 1929, beliau tiba di Wani atas ajakan Syekh al-Jufri yang berada di Manado. Habib Idrus disambut hangat ketika datang ke Wani. Di daerah ini pula Habib Idrus mendapatkan beberapa kenalan, seperti Habib Akhmad bin Ali al-Mukhdor, Sayyed Mahmud Rifa’i, Sayyed Ibrahim al-Mahdaly, Syech Thaha al-Saqqaf, Sayyed Abdurahman dan Sayyed Abd Kader.
Setelah pembukaan sekolah di kota Wani, sekolah tersebut kemudian di pindahkan ke kota Palu. Sebabnya, pemerintah Belanda tidak mengizinkan, dengan alasan diduga terlibat dengan kegiatan pemberontakan.
Wafatnya Habib Idrus
Habib Idrus wafat tepat pada hari senin 22 Desember 1969 atau 12 Syawal 1389. Wafatnya beliau merupakan pukulan telak bagi masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya murid-murid beliau. Sebelumnya, Habib Idrus telah mengalami sakit dan telah berobat di luar Palu seperti Makassar, Surabaya, dan Jakarta.
Walaupun beliau berasal dari kota Hadramaut, Yaman, beliau tidak kembali ke kotanya hingga wafat. Beliau sangat cinta dengan kota Palu khususnya madrasah dan murid-muridnya,
Habib Idrus meninggalkan banyak keteladanan bagi para muridnya dan masyarakat Palu pada umumnya. Diantara keteladanan beliau adalah: Pertama, keikhlasan hati dan taqwa. Keikhlasan hati Habib Idrus terlihat dari kegigihannya membangun lembaga pendidikan Al Khairaat, yang sekarang menjadi besar. Kata al-Khairaat sendiri berarti kebaikan-kebaikan. Semangat menebar kebaikan itulah moto dari hidup Habib Idrus. Beliau ikhlas melakukan semua itu demi Islam dan umat. Kedua, sifat menjalankan perintah Allah SWT. Habib Idrus dikenal sebagai pribadi yang memegang teguh perintah Allah SWT. Patuhnya Habib Idrus menjalankan perintah Allah beserta petunjuk-petunjuknya terlihat jelas dari beberapa mimpinya yang diaplikasikan dalam memilih lokasi bangunan, Mimpi tersebut diyakini oleh Habib Idrus merupakan petunjuk dari Allah SWT. Dengan mengikuti petunjuk tersebut banyak yang puas, termasuk masyarakat dan murid-muridnya.Ketiga, satu kata dan perbuatan. Habib Idrus adalah sosok yang konsisten dengan ucapannya. Apa yang diucapkannya, itulah yang akan menjadi perbuatannya. Keempat, sabar. Habib Idrus konon pernah ditanya oleh salah seorang pemuda dengan nada yang kurang sopan dan sinis. Namun beliau sabar dan tetap menjaga akhlaknya. Beliau tidak marah. Hal ini justru yang membuat orang menjadi kagum kepada Habib Idrus. Kelima, teguh pendirian dan berani. Habib Idrus adalah sosok pribadi yang teguh pendiriannya. Ia tidak goyah dengan apa yang diyakininya benar. Pendiriannya dipegang kuat. Selain itu, Habib Idrus juga berani dalam menyampaikan pendiriannya itu.
Habib Idrus Sebagai Tokoh Pendidikan
Berawal dari masa mudanya beliau sudah mengaplikaskan ilmunya mulai dari beberapa madrasah yang dibinanya. Bahkan beliau menyempatkan diri sebagai pengajar di kota Solo dan Tebuireng. Jadi, jiwa sebagai guru memang melekat pada sosok Habib Idrus.
Setelah itu beliau mempunyai mimpi untuk membuat madrasah dan itu terlaksana di kota Palu. Kini, madrasah yang dirintis beliau telah berkembang pesat dan memiliki sebuah perguruan tinggi yang bernama UNISA (Universitas Al-Khairat).
Jasa-jasa Habib Idrus dalam bidang pendidikan sangatlah besar. Baik di Sulawesi Tengah khususnya maupun Indonesia pada umumnya. Kini, Al Khairaat telah menjadi lembaga pendidikan besar, dengan berbagai cabang di seluruh Indonesia. Semua ini adalah berkat rintisan dan jasa besar Habib Idrus. Beliau adalah tokoh pendidikan Islam yang sangat berjasa.

Syair Syair Yang di Ajarkan Habib Idrus di Al Khairaat

Habib Idrus juga dikenal sangat antusias dengan syair. Beliau mengajarkan beberapa syair kepada para muridnya. Diantara syair-syair yang diajarkannya adalah berikut ini:


قال الشاعر في سوع الحفظ
شكوت إلي وقيع سوء حفظي ± فأرشدني إلي ترك المعاصي
وأخبرني بأن العلم نورا ± و نور الله لا يهدي لعاصي

Berkata ahli Syair tentang kejelekan Hafalan

Saya mengadu kepada waqi tentang sulitnya hafalan saya
Dan saya diberi tahu tentang untuk meninggalkan maksiat
Dan saya diberitahu bahwa ilmu itu cahaya
Dan Cahaya Allah akan tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat


قال الشاعر في صاحب الأخبار
إذا كنت في قوم فصاحب خيارهم ± فلا تصحب الرد فتردى مع الردى
عن المرأ الأتسل وسل عن قرينه ± فكل قرين بالمقارن يقتدي
فإن كان شرا فجانبه سرعة ± فإن كان خيرا فقارته تهتدي

Berkata Ahli Syair tentang Teman Baik
Bilamana engkau berada di suatu kaum, maka carilah teman baik
Janganlah engkau menemani orang jahat, sebab engkau akan jahat pula
Dan tiap tiap orang itu mengikuti sifat temannya
Bilamana ia jahat, jauhilah dengan cepat
Bilamana ia kaudapati ia baik, maka dekatilah


Al Khairaat News Edisi Khusus Khusus Khaul[September 2010]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar