Selasa, 09 November 2010

UNIVERSITAS AL KHAIRAAT MENJEMPUT MASA DEPAN DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA

UNIVERSITAS AL KHAIRAAT
MENJEMPUT MASA DEPAN DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA

Wawancara Dengan Rektor Universitas Al Khairaat

Tentang tantangan Al Khairaat ke depan, Rektor Universitas Al Khairaat, Lukman S. Tahir mengatakan bahwa ke depan, tantangan Al Khairaat meliputi tiga aspek. Pertama, soal mutu pendidikan. Kedua, soal dakwah dan pola pengembangannya. Ketiga, soal pemberdayaan ekonomi umat. Soal mutu pendidikan, ada dua strategi untuk menjawab tantangan tersebut. Ada dua aspek yang perlu dikembangkan terkait dengan mutu pendidikan. Pertama, peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Al Khairaat. Yaitu dengan meningkatkan kualitas guru. Kedua, pengembangan model kurikulum yang berbasis kompetensi dan kawasan. Dengan model kurikum seperti ini, anak didik diharapkan menguasai dan memahami keilmuan yang diajarkan mulai dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi. Termasuk kompleksitas dan elastisitas kurikulum, sebisa mungkin dapat menyesuaikan tuntutan modernitas dan lokalitas di masing-masing daerah.
Menurut Lukman, yang dapat menjawab tantangan tersebut diatas tentunya seluruh elemen abnaul khairaat, terutama pihak pengurus perhimpunan dan satuan-satuan pendidikan yang ada di lingkungan Al Khairaat. Yang akan saya lakukan dengan Al Khairaat sebagai institusi pendidikan dalam memberikan kontribusi riil terhadap bangsa ini adalah mengkristalisasikan model pendidikan berbasis moral dan attitude dari pendiri Al Khairaat. Corak dan model pendidikan seperti ini tidak hanya mengajarkan atau memberikan pengetahuan, transfer of knowledge pada siswanya. tetapi yang terpenting adalah membentuk karakter pribadi (character building) siswa menjadi siswa yang berakhlak dan berkepribadian. Bangsa ini tidak hanya membutuhkan orang yang cerdas, tetapi juga berakhlak. Model pendidikan Al Khairaat seperti inilah yang menjadi kontribusi riil bagi bangsa ini, terutama di kawasan Indonesia Timur.
Menurut Lukman, sejak tahun 1930, pendiri Al Khairaat, Habib Idrus bin Salim Al Jufrie telah menanamkan model pendidikan seperti itu kepada murid-muridnya. Seperti dalam syairnya, "dengan ilmu dan akhlak, gapailah impianmu. Jika sudah berilmu, jangan sampai menjadi sombong.” Tentang prospek UNISA sendiri ke depan, Lukman mengatakan bahwa saat ini satu-satunya Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia Timur yang akselerasi SDM-nya paling cepat adalah UNISA. Saat ini ada 11 orang dosennya berpendidikan doktor (S3), dua telah selesai dan 9 orang dalam proses penyelesaiannya. Untuk menjadi dosen di UNISA, wajib S2, karena itu bagi dosen yayasan yang masih S1, diharuskan dan dibiayai kuliah S2. Jika tidak , mereka hanya bisa menjadi karyawan.
Tantangan Al Khairaat yang selanjutnya, menurut Lukman, adalah pola pengembangan dakwah yang sejalan dengan tuntutan modernitas. Untuk hal ini ada tiga pendekatan dakwah yang harus dibangun di Al Khairaat. Pertama, dakwah bil-lisan tetap harus dipertahankan, dengan tetap memperhatikan perkembangan masyarakat kota dan desa Kedua, harus dikembangkan dan ditradisikan dakwah bil-qalam, menjadi penulis atau jurnalistik, Ketiga, dakwah bil-hal.

Sementara untuk tantangan yang ketiga, Al Khairaat sedang mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan. Dengan agenda ini, diharapkan bahwa Al Khairaat bias memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat Sulawesi.

Oleh: Ahmad Djauhar(Kandidat Starata Satu (S1) DI Universitas Alkhairaat (UNISA) Pusat Palu)

Al Khairaat News Edisi Khusus Khusus Khaul[September 2010]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar